Kisah Seorang Guru Ngaji yang Rela Jadi Badut Agar Anak-Anak Rajin Belajar Agama

Menjadi Guru ngaji memang sulit apalagi dengan berbagai karakter siswa yang berbeda-beda dan mengingat usianya yang masih kecil kita harus memiliki cara untuk terlihat menarik dan membuat mereka senang. Memang menjadi seorang pengajar bukanlah urusan yang mudah. Selain penghasilan yang didapatkan sangat tidak sebanding, susahnya mendidik anak-anak juga sebuah problem yang sulit diselesaikan. Alhasil, para guru harus memutar otak untuk menemukan cara agar muridnya berminat dan antusias dalam mengikuti pelajaran.

 


 



Salah satu pengajar yang satu ini mungkin bisa dianggap berhasil dalam menyelesaikan masalah itu. Dengan memakai kostum badut, ia berhasil menggaet banyak muridnya untuk mengaji dengan ceria dan penuh antusias. Lalu sebenarnya siapa sih sosok guru badut syariah ini? Biar gak penasaran simak ulasan berikut.

Yahya Edward si guru ngaji yang berkostum badut – Memang mungkin inilah salah satu cara unik dari Yahya Edward dalam mengajarkan anak-anak mengaji. Alih-alih berpakaian muslim, dirinya malah memilih berdandan ala-ala badut. Dengan cara ini dia yakin bisa membuat anak-anak jadi tertarik dan semangat dalam belajar. Tak hanya itu, dirinya juga mengajak anaknya, Bacil, yang juga menggunakan kostum badut.

Awalnya tentu ada yang suka tapi tak jarang yang takut melihatnya. Namun keberadaan anak Yahya yang membuat anak-anak itu jadi berani. Ya, karena mereka seumuran sehingga anak-anak malah jadi tertarik. Dilansir dari laman Kompas, Yahya sudah lebih dari 10 tahun mengajar dengan cara ini di Panti Asuhan Darussalam, Kota Tangerang.

Pakai trik sulap biar anak-anak jadi minat – Layaknya seorang badut, sebelum masuk Yahya menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang membuat anak-anak bersemangat. Tak hanya itu, dirinya juga sempat melakukan beberapa trik sulap supaya mereka jadi makin tertarik.

Ia pernah membawa buku yang ketika dibuka keluar api dari dalam, sontak anak-anak pun berdecak kagum melihatnya. Yahya juga pernah mengeluarkan burung dari tangan layaknya para pesulap profesional. Cara seperti ini dirasa lumayan ampuh untuk menarik minat belajar atau juga bisa dipakai icebreaking ketika anak-anak sedang penat. Jadi bukan hal yang aneh kalau sosok Yahya ini selalu ditunggu oleh para muridnya.

Terinpirasi dari kata-kata sang guru – Bukan tanpa alasan mengapa Yahya menggunakan persona badut dalam mengajar. Usut punya usut, hal itu berhubungan dengan perkataan gurunya dulu. Sang guru menyarankan agar Yahya menjadi sosok pengajar dengan gaya Abu Nawas, ceria dan jenaka.

Saat itulah dirinya memilih menggunakan penampilan badut ini juga disebut banyak akal, karena bisa melakukan berbagai sulap dan tentu membuat anak-anak jadi ceria. Kalau dilihat dari respon anak-anak, bisa dibilang kalau usahanya sukses yak, buktinya banyak dari murid-murid yang sangat antusias ketika Yahya mengajar. Wah, bisa jadi inspirasi para pengajar lain nih supaya pakai cara kreatif agar murid tetap betah.

Mengajar untuk cari keberkahan – Sejatinya profesi dari Yahya Edward sendiri adalah seorang badut, sedangkan mengajar adalah kegiatan sampingannya. Ya, dirinya mengaku membagikan ilmu dengan mengajar sebagai sarana untuk mencari keberkahan dari Allah SWT semata. Oleh sebab itu, ada kalanya dirinya tidak mengajar karena ada orderan jasa badut.

Ya, semua bisa dimaklumi karena memang urusan dapur ngebul harus diutamakan. Ketika pandemi tiba, Yahya juga tidak putus asa. Meskipun tidak bisa bertatap langsung, dirinya memakai teknologi video call atau zoom supaya bisa tetap mengajar murid-muridnya. Dan tentu masih menggunakan kostum badut beserta berbagai teknik sulapnya.

Apa yang dilakukan oleh Yahya Edward ini sejatinya bisa jadi inspirasi bagi orang lain. Ya, dengan penuh kreativitas, dirinya mampu meningkatkan semangat belajar anak-anak. Inovasi seperti itulah yang sejatinya dibutuhkan di era modern seperti saat ini.

Sungguh suatu solusi yang tidak pernah terpikirkan dan diluar kebiasaan setiap orang dengan memakai kostum badut tersebut. Semoga banyak guru-guru ngaji yang lain yang bisa memberikan inovasi dalam kegiatan mengajarnya.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang


0 Response to "Kisah Seorang Guru Ngaji yang Rela Jadi Badut Agar Anak-Anak Rajin Belajar Agama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel